Rabu, 05 November 2014

Makalah Perencanaan Tes



MAKALAH
PERENCANAAN TES
TUGAS KELOMPOK
EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Dikumpulkan tanggal          : 2 Oktober 2014
                                 Kepada                                     : Drs. Abas, M.Si



Disusun oleh:
1.    Muyasaroh
NIM: 823797656
2.    Yuyun Armala Yati
NIM: 823797577
3.    Ayuk Kristanti
NIM:823853453




Pokjar Banyuputih
UPBJJ-UT 42 SEMARANG
UNIVERSITAS TERBUKA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirrat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul Perencanaan tes.
 Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari lembah kebodohan menuju alam berpendidikan seperti sekarang ini.
Pada kesempatan ini kami telah menyelesaikan makalah perencanaan tes, dalam makalah ini kami akan kami akan sajikan beberapa hal yang terkait dengan  perencanaan  tes.
Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca sekalian.

                                                                                    Batang, 1 November 2014
                                                                                    Penulis,




















DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I             : PENDAHULUAN
A.           Latar belakang
B.            Rumusan Masalah
C.            Tujuan Penulisan

BAB II                        : PEMBAHASAN
A.    Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat  perencanaan tes?
    1.  Langkah-langkah dalam menyusun tes?
BAB III          : Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA














 BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG BELAKANG

Merencanakan tes merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan dan desain pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan. Halmanik (2003) menjelaskan pentingnya perencanaan tes sebagai berikut :
pertama, perencanaan tes membantu kita untuk menentukan apakah tujuan tujuan telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes untukk mengukur prestasi belajar siswa. Selanjutnya ia akan menyatakan bahwa penulisan suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan revisi sebelum merancang pengajaran.
Kedua, berdasarkan perencanaan tes yang telah ada itu , selanjutnya kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dengan informasi itu dapat diketahui bahwa siswa telah memahami tujuan , apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya.
Ketiga, perencanaan tes memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes . Untuk menyusun suatu tes yang baik , diperlukan persiapan yang matang yang mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak.

Atas dasar ketiga hal tersebut kemampuan untuk mengembangkan perencanaan tes merupakan suatu keharusan bagi seorang guru atau pengajar.   

B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat  perencanaan tes?
2.    Apa saja Langkah-langkah dalam menyusun tes?
C.    TUJUAN PENULISAN
1.    Untuk mengetahui pengertian perencanaan tes
2.    Untuk mengetahui hal-hal penting yang harus dilakukan dalam perencanaan tes
3.    Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan tes pembelajaran








BAB II
PEMBAHASAN

a.        Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes antara lain:
1.    Pemulihan sampel materi yang akan diujikan hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
2.    Jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang akan diukur, tingkat kognitif yang akan diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah soal yang akan dibuat;
3.    Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji
Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan proses berfikir siswa. Dengan demikian jenjang kemampuan berfikir yang akan diuji pun berbeda-beda. Jika tujuan suatu pelajaran lebih menekankan pada pengembangan proses berfikir analisis, evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan digunakan dalam ujian harus dapat mengukur kemampuan tersebut demikian juga sebaliknya.
4.    Ragam tes yang digunakan
Ragam tes yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian.
5.    Sebaran tingkat kesukaran butir soal
Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan informasi yang besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya sedang (harga p di sekitar 0,5). Secara teoritis dapat dilihat bahwa butir soal dengan tingkat kesukaran = 0,5 akan sangat memungkinkan indeks daya beda maksimal (mendekati 1).
6.    Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian
Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes. Lamanya waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa konsekuensi kepada banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7.    Jumlah butir soal.
Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang akan digunakan, proses berfikir yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.

b.        Langkah-langkah dalam menyusun tes
a)    Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karna setiap tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar, lingkup materi/kompetensi yang ditanyakan atau diukur  disesuaikan seperti untuk kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, laporan kerja praktik/laporan praktikum, ujian praktik
b)   Memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau melalui gabungan kompetensi dasar.
c)    Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non tes atau mempergunakan keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang diajukan harus mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta didik). Kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran lain), dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK). Langkah selajutnya adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah materi tersebut tepat diujikan secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat, maka materi yang bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal atau uraian. Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes perbuatan: kinerja (performance), Penugasan (Project), hasil karya (Product), atau lainnya.
d)   Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir-butir soal beserta pedoman penskorannya. Dalam menulis soal harus memperhatikan kaidah penulisan soal.
Contoh  format kisi-kisi:

Kisi-kisi Tes Akhir Semester
Mata Pelajaran            :
Kelas                           :
Waktu Ujian                :
Penulis                         :
Bentuk soal                 :
Jumlah butir soal         :
Sekolah                       :
No.
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Jenjang kemampuan dan tingkat kesukaran
Jumlah
C1
C2
C3
C4, 5,6
md
sd
sk
md
sd
Sk
md
sd
sk
md
sd
sk























Langkah-langkah pengisian format kisi-kisi:
1.             Siapkan format kisi-kisi dan buku materi yang akan digunakan sebagai sumber dalam pembuatan kisi-kisi
2.             Tentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dipilih sebagai sampel materi yang akan diujikan. Kemudian tuliskan pokok bahasan tersebut pada lembar kisi-kisi. Pemilihan ini hendaknya harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapaidan waktu ujian yang telah ditentukan.
3.             Tentukan berapa jumlah butir soal yang layak ditanyakan dalam satu waktu ujian tersebut. Petentuan jumlah butir soal harus memperhatikan tingkat kesukaran butir soal dan pproses berfikir yang akan diukur
4.             Sebarkan jumlah butir soal tersebut  per pokok bahasan. Penentuan jumlah butir soal per pokok bahasan hendaknya dilakukan secara profesional berdasarkan kepentingan atau keluasan pokok bahasan. Jadi jumlah butir soal per pokok bahasan tidak harus sama
5.             Distribusikan jumlah butir soal per sub pokok bahasan tersebuut ke dalam sub pokok bahasan
6.             Distribusikan jumlah butir soal per sub pokok bahasan tersebut ke dalam kolom-klom proses berfikir dan tingkat kesukaran butir soal. Pendistribusian ini harus berpedoman pada tujuan ppembelajaran yang akan diukur ketercapaiannya dan proses berfikir yang dikembangkan selama proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam penyusunan perencanaan tes perlu diperhatikan tes hasil belajara harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar. Disamping itu tes juga harus dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
Dalam perencanaan tes sangat diperlukan kisi-kisi agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari meteri yang telah diajarkan selama proses pembelajaran  dan juuga menjadi pedoman bagi penulis dalam menulis setiap butir soal.

Saran
Dengan adanya perencanaan tes diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen yang dapat mengukur kemampuan siswa.















DAFTAR PUSTAKA
Adi Suryanto, dkk. 2008. Evaluasi pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas terbuka
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan teknik pengajaran. 2004. Bandung: PT Remaja Resda Karya, hlm 30
Gronlund, N.,E., & Linn, R., L. 1990. Measurement and evaluation in teaching. New York: memillan publishing company
Nitko, A.J. 1983. Educational test and measurement: an introduction,  New York: Hartcourt brace jonavovish inc.

2 komentar: