MAKALAH
PERENCANAAN TES
TUGAS KELOMPOK
EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Dikumpulkan
tanggal : 2 Oktober 2014
Kepada : Drs. Abas, M.Si

Disusun oleh:
1. Muyasaroh
NIM: 823797656
2. Yuyun Armala Yati
NIM: 823797577
3. Ayuk Kristanti
NIM:823853453
Pokjar Banyuputih
UPBJJ-UT 42 SEMARANG
UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji syukur
kehadirrat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga
kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul Perencanaan tes.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari lembah
kebodohan menuju alam berpendidikan seperti sekarang ini.
Pada kesempatan
ini kami telah menyelesaikan makalah perencanaan tes, dalam makalah ini kami
akan kami akan sajikan beberapa hal yang terkait dengan perencanaan tes.
Kritik dan
saran kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutya. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Batang,
1 November 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Hal-hal penting
yang perlu diperhatikan dalam membuat
perencanaan tes?
- Langkah-langkah dalam menyusun tes?
BAB III : Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG BELAKANG
Merencanakan tes
merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan
dan desain pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat
menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga
sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan. Halmanik
(2003) menjelaskan pentingnya perencanaan tes
sebagai berikut :
pertama, perencanaan tes membantu kita untuk menentukan
apakah tujuan tujuan telah dirumuskan dalam artian
tingkah laku. Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes untukk mengukur prestasi
belajar siswa. Selanjutnya ia akan menyatakan bahwa penulisan suatu tes akan
membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan
jika perlu mengadakan revisi sebelum merancang pengajaran.
Kedua,
berdasarkan perencanaan tes yang telah ada itu , selanjutnya
kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dengan
informasi itu dapat diketahui bahwa siswa telah memahami tujuan , apakah mereka
telah mencapainya, dan sebagainya.
Ketiga,
perencanaan tes memberikan waktu yang cukup untuk merancang
tes . Untuk menyusun suatu tes yang baik , diperlukan persiapan yang matang
yang mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak.
Atas dasar ketiga hal tersebut
kemampuan untuk mengembangkan perencanaan tes merupakan
suatu keharusan bagi seorang guru atau pengajar.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam
membuat perencanaan tes?
2. Apa saja Langkah-langkah dalam menyusun tes?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian perencanaan tes
2.
Untuk
mengetahui hal-hal penting yang harus dilakukan dalam perencanaan tes
3.
Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam melakukan tes pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan
dalam membuat perencanaan tes antara lain:
1. Pemulihan sampel materi yang akan
diujikan hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai;
2. Jenis tes yang akan digunakan
berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang akan diukur, tingkat kognitif
yang akan diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah soal yang akan dibuat;
3. Jenjang kemampuan berfikir yang ingin
diuji
Setiap mata
pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan proses
berfikir siswa. Dengan demikian jenjang kemampuan berfikir yang akan diuji pun
berbeda-beda. Jika tujuan suatu pelajaran lebih menekankan pada pengembangan
proses berfikir analisis, evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan
digunakan dalam ujian harus dapat mengukur kemampuan tersebut demikian juga
sebaliknya.
4. Ragam tes yang digunakan
Ragam tes yang
dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes
objektif maupun tes uraian.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal
Pada umumnya
ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan informasi yang
besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya sedang (harga p
di sekitar 0,5). Secara teoritis dapat dilihat bahwa butir soal dengan tingkat
kesukaran = 0,5 akan sangat memungkinkan indeks daya beda maksimal (mendekati
1).
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan
ujian
Lamanya waktu
ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat
perencanaan tes. Lamanya waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa
konsekuensi kepada banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal.
Penentuan
jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal
antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang akan
digunakan, proses berfikir yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran
dalam set tes tersebut.
b.
Langkah-langkah dalam menyusun tes
a) Menentukan tujuan penilaian. Tujuan
penilaian sangat penting karna setiap tujuan memiliki penekanan yang
berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar, lingkup
materi/kompetensi yang ditanyakan atau diukur
disesuaikan seperti untuk kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan
lisan di kelas, laporan kerja praktik/laporan praktikum, ujian praktik
b) Memperhatikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus
dipenuhi atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau
melalui gabungan kompetensi dasar.
c) Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu
tes atau non tes atau mempergunakan keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan
penentuan materi penting sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah
materi yang diajukan harus mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta
didik). Kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap
mata pelajaran lain), dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi
(UKRK). Langkah selajutnya adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah
materi tersebut tepat diujikan secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat,
maka materi yang bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal atau uraian.
Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes perbuatan:
kinerja (performance), Penugasan (Project), hasil karya (Product), atau lainnya.
d) Menyusun kisi-kisi tes dan menulis
butir-butir soal beserta pedoman penskorannya. Dalam menulis soal harus
memperhatikan kaidah penulisan soal.
Contoh format kisi-kisi:
Kisi-kisi Tes Akhir Semester
Mata Pelajaran :
Kelas :
Waktu Ujian :
Penulis :
Bentuk soal :
Jumlah butir
soal :
Sekolah :
|
No.
|
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
|
Jenjang kemampuan dan tingkat
kesukaran
|
Jumlah
|
|||||||||||
|
C1
|
C2
|
C3
|
C4, 5,6
|
|||||||||||
|
md
|
sd
|
sk
|
md
|
sd
|
Sk
|
md
|
sd
|
sk
|
md
|
sd
|
sk
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Langkah-langkah pengisian format
kisi-kisi:
1.
Siapkan format
kisi-kisi dan buku materi yang akan digunakan sebagai sumber dalam pembuatan
kisi-kisi
2.
Tentukan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dipilih sebagai sampel materi yang akan
diujikan. Kemudian tuliskan pokok bahasan tersebut pada lembar kisi-kisi.
Pemilihan ini hendaknya harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapaidan waktu ujian yang telah ditentukan.
3.
Tentukan berapa
jumlah butir soal yang layak ditanyakan dalam satu waktu ujian tersebut.
Petentuan jumlah butir soal harus memperhatikan tingkat kesukaran butir soal
dan pproses berfikir yang akan diukur
4.
Sebarkan jumlah
butir soal tersebut per pokok bahasan.
Penentuan jumlah butir soal per pokok bahasan hendaknya dilakukan secara
profesional berdasarkan kepentingan atau keluasan pokok bahasan. Jadi jumlah
butir soal per pokok bahasan tidak harus sama
5.
Distribusikan
jumlah butir soal per sub pokok bahasan tersebuut ke dalam sub pokok bahasan
6.
Distribusikan
jumlah butir soal per sub pokok bahasan tersebut ke dalam kolom-klom proses
berfikir dan tingkat kesukaran butir soal. Pendistribusian ini harus berpedoman
pada tujuan ppembelajaran yang akan diukur ketercapaiannya dan proses berfikir
yang dikembangkan selama proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam
penyusunan perencanaan tes perlu diperhatikan tes hasil belajara harus dapat
mengukur secara jelas hasil belajar. Disamping itu tes juga harus dijadikan
alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa
dan cara mengajar guru itu sendiri.
Dalam
perencanaan tes sangat diperlukan kisi-kisi agar tes objektif yang akan ditulis
tidak melenceng dari meteri yang telah diajarkan selama proses
pembelajaran dan juuga menjadi pedoman
bagi penulis dalam menulis setiap butir soal.
Saran
Dengan adanya
perencanaan tes diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen yang
dapat mengukur kemampuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Suryanto,
dkk. 2008. Evaluasi pembelajaran di SD.
Jakarta: Universitas terbuka
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip
dan teknik pengajaran. 2004. Bandung: PT Remaja Resda Karya, hlm 30
Gronlund, N.,E., & Linn, R., L. 1990. Measurement and evaluation in teaching. New York: memillan
publishing company
Nitko, A.J. 1983. Educational test
and measurement: an introduction, New York: Hartcourt brace jonavovish inc.